Diperlakukan Tidak Manusiawi, PMI Asal Lombok Utara Mengadu Ke Pemda KLU

    Diperlakukan Tidak Manusiawi, PMI Asal Lombok Utara Mengadu Ke Pemda KLU
    Pj Sekda Lombok Utara Saat menerima salah Seorang PMI di Ruang kerjanya.

    Lombok Utara NTB - Berbagai himbauan kerap dilakukan pemerintah kepada masyarakat yang hendak mengadu nasib ke luar negeri agar keberangkatannya melalui prosedural yang telah di ditetapkan.

    Salah seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Lombok Utara terpaksa harus kembali ke Indonesia akibat perlakuan majikan yang tidak manusiawi. Keberangkatannya melalui non prosedural saat itu terpaksa dilakukan akibat terdesak ekonomi.

    PMI tersebut adalah Emawati warga Selengen, Kecamatan Kayangan. Kepulangan disambut pj. Sekda Lombok Utara, Anding Duwi Cahyadi dan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu dan Tenaga Kerja (DPMP2T dan Naker),   Dende Dewi di ruang kerja pj Sekda.

    Pada kesempatan tersebut, Anding Duwi Cahyadi sempat mengobrol menanyakan  apa saja yang telah dialaminya.

    Emawati menceritakan bahwa ia awalnya ditawarkan kerja ke Arab Saudi sebagai ibu rumah tangga oleh seorang calo bernama Sabirin yang juga merupakan warga Lombok Utara dengan iming-iming gaji besar. Saat akan berangkat juga diberikan uang jalan sebesar Rp 4 juta.

    Emawati yang kebetulan terdesak kebutuhan ekonomi pun tanpa pikir panjang mengiyakan tawaran Sabirin. Ia berharap dengan pergi kerja ke Arab Saudi bakal mengubah nasibnya.

    Setelah mengurus segala persyaratannya, Emawati kemudian diberangkatkan oleh Sabirin pada 17 April lalu melalui oknum yang ada di Jakarta ke Arab Saudi. Paspor yang digunakan adalah paspor Umrah.

    Saat diberangkatkan, Emawati mengaku tidak sendirian tetapi banyak juga dari berbagai daerah di Indonesia.Terutama  dari Lombok Utara.

    "Ada dari Tanjung, Pemenang dan ada adik misan saya sendiri dari Kayangan, "akunya.

    Setelah sampai di Arab Saudi ternyata nasib Emawati tidak jelas. Oleh majikan tempatnya bekerja diperlakukan secara tidak manusiawi. Dimana makanya hanya diberikan sekali dalam sehari. Begitu juga gajinya tidak diberikan.

    "Kita diperlakukan secara semena-mena. Ada yang disiksa, diperkosa hingga ada   teman saya dibunuh dari Jawa Tengah. Saya gak tau bagaimana nasib mayatnya , "akunya.

    Mendengar pengakuan dari Emawati, Pj Sekda Lombok Utara  pun berpesan agar kejadian yang dialaminya tersebut bisa dijadikan sebagai pelajaran.

    Sekda  mengatakan agar kedepannya Emawati jangan terlalu mudah percaya bila ada yang ingin memberangkatkannya ke luar negeri secara non prosedural dengan janji akan diberikan gaji besar.

    "Saya minta sampaikan informasi tersebut kepada masyarakat apa adanya biar masyarakat tahu dan bisa mengambil pelajaran, "tegas Sekda.

    Ia pun menganjurkan Emawati melaporkan pihak yang memberangkatkannya ke Arab Saudi nanti ke pihak kepolisian.

    "Kita berharap pelakunya diusut, "pungkasnya.(Adb)

    Syafruddin Adi

    Syafruddin Adi

    Artikel Sebelumnya

    Pimpin Komferensi pers, Kopolres Lombok...

    Artikel Berikutnya

    Polres Lombok Utara Lakukan Pengamanan Upacara...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Babak Baru Imigrasi Indonesia: E-Paspor Kini Jadi Pilihan Utama
    Doktor Najamudin Amy dan Empat Pjs Kepala Daerah NTB Terima Penghargaan Mendagri
    Cactus Breezy Kini Hadir di Lombok, Brand Fashion Lokal Menginspirasi Gaya Anak Muda Mataram
    Hendri Kampai: Utopia Indonesia, Irigasi Bagus dan Petani Bisa Panen Tiga Kali Dalam Setahun

    Ikuti Kami